You are here: Home




Toyota Eco Youth merupakan suatu program yang membangkitkan kesadaran lingkungan bagi pelajar. Tujuan Eco Youth adalah menciptakan sekolah model untuk pembelajaran lingkungan di bawah bimbingan Toyota, yang dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk mempelajari proyek perbaikan lingkungan praktis.
Toyota merupakan perusahaan swasta pertama yang menggelar kontes kepedulian lingkungan bagi pelajar dari Sabang hingga Merauke dalam sebuah program CSR bertajuk Toyota Eco Youth dan diwujudkan dalam bentuk Toyota Eco Youth Galery. Toyota Eco Gallery merupakan fasilitas percontohan dari program Toyota Eco Youth.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 27 Jakarta, ternyata tidak kalah bersaing dengan sekolah sederajat untuk Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di kancah ASEAN.
Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Ariyanto, siswa SMKN 27 Jakarta menyabet medali emas dalam kejuaraan bergengsi ASEAN Skills Competition (ASC) atau LKS bidang lomba cooking yang diselenggarakan sejak tanggal 12-20 November 2012 di Jakarta.
Ariyanto berhasil menyisihkan 9 lawannya dari negara-negara anggota ASEAN lainnya dalam LKS tingkat ASEAN tersebut. Tentu, ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia umumnya dan SMKN 27 Jakarta umumnya.
Kini, Ariyanto kembali mempersiapkan diri untuk menghadapi World Skills Copetition (WSC) atau LKS tingkat dunia yang akan digelar di Leipziq, Jerman tahun 2013 mendatang.
Drs Sudiono MM, Kepala SMKN 27 Jakarta, yang ditemui Jaya Pos di ruang kerjanya menjelaskan, Ariyanto, setelah memenangi LKS tingkat DKI Jakarta, terus melaju ke LKS tingkat nasional. “Dan, berkat keuletan serta tekadnya yang kuat dengan pembinaan dari guru maupun pihak industri dan Kemenakertrans, akhirnya meraih juara pertama lomba cooking pada ASEAN Skills Competition,” ujarnya.
Jakarta (ANTARA News) - Siswa SMKN 27 Jakarta mengenakan pakaian adat menghadiri pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) 2013.
"Siswa di sini memang diwajibkan memakai pakaian adat, sesuai dengan perintah Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dalam mengantisipasi corat-coret seragam," kata Kepala Sekolah SMKN 27 Jakarta Sudiono di Jakarta, Jumat.
Sudiono mengaku banyak manfaat yang didapat dari kewajiban memakai pakaian adat ke sekolah saat pengumuman hasil UN, daripada mengenakan seragam.
"Selain mencegah aksi corat-coret seragam, kita juga diajarkan untuk mencintai budaya kita dan bersikap wajar serta sederhana, tidak perlu acara yang megah," katanya. Dia menjelaskan pakaian adat yang dikenakan harus disesuaikan dengan asal daerah orang tua masing-masing agar beragam.
"Bisa kita lihat ada yang memakai pakaian adat dari Sumatra Barat, Ambon dan lainnya, bukan hanya kebaya Betawi,"katanya.
Ditemui di tempat sama, siswa SMK 27 Jakarta jurusan kecantikan kulit Tania Alisha Bella mengaku tidak masalah terkait kewajiban memakai pakaian adat. "Kita sih nyaman-nyaman saja, lagian biar tahu budaya juga," katanya.