>
>>
Jl. Dr. Sutomo No. 1 Jakarta Pusat
Telp : (021)3845739 Fax : (021)3524973
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Menjadi penyandang penyakit HIV/AIDS (ODHA) tentu tidak ada yang menginginkan, karena bermimpi menjadi ODHA akan berhadapan dengan 1001 macam persoalan yang tidak menyenangkan.
Disalahkan, dikucilkan, dihina dan perlakuan buruk lainnya akan menjadi teman perjalanan dalam menjalani sisa hidup sebagian besar ODHA.
"Bahkan yang tragis, ada yang dikurung dalam sebuah gubuk di desa, kemudian mendapatkan makanan apabila ada yang memberi, itupun dilempar dari jauh karena warga takut terjangkiti.
Penyakit yang sangat ditakuti ini, menurut konsultan kasus HIV/AIDS di Sulsel Prof DR dr Alimin Maidin, HIV adalah virus yang membunuh sel darah putih (CD4) di dalam tubuh. Padahal peranan sel darah putih adalah membantu melawan infeksi dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan AIDS terjadi setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang dan berusaha menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
"Ketika sistem kekebalan tubuh seseorang sudah rusak, maka tubuh akan mudah terserang penyakit yang ada di sekitarnya, khususnya penyakit TBC," kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini.
Mengenai penularan HIV/AIDS, lanjut dia, perlu sosialisasi yang gencar, karena masih ada stigma jika HIV/AIDS dapat menular melalui kontak sosial atau pergaulan biasa misalnya pacaran "biasa", makanan/minuman, melalui udara, ludah dan kotoran.
Termasuk melalui kolam renang, telepon, toilet, gigitan nyamuk atau serangga. Padahal semua itu tidak benar.
Virus HIV hanya menular melalui jarum suntik, seks bebas dan bayi yang ibunya positif HIV.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu waspada jika orang di sekitar kita mengalami gejala-gejala HIV/AIDS yakni rasa lelah dan sakit kepala yang berlangsung terus-menerus (kontinyu).
Selain itu, juga demam kontinyu, penurunan berat badan, pembesaran kelenjar getah bening, batuk berat dan tidak sembuh-sembuh, diare kontinyu, mudah mengalami pendarahan dan mudah terserang penyakit.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulsel diketahui, kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS adalah homoseksual, pengguna narkoba, pekerja seks komersial, penerima transfusi darah, petugas kesehatan, pelancong atau wisatawan, serta yang berusia produktif yakni 20 - 34 tahun.
Adapun jumlah penderita HIV pada 2013 mencapai 3.118 orang dan AIDS 1.163 orang. Padahal 2008 penderita HIV/AIDS masih 2.366 orang.
Dari jumlah penderita HIV/AIDS 2013, terdapat penderita HIV sekitar 2.700 orang, sedang yang menderita AIDS mencapai 874 orang.
Toyota Eco Youth merupakan suatu program yang membangkitkan kesadaran lingkungan bagi pelajar. Tujuan Eco Youth adalah menciptakan sekolah model untuk pembelajaran lingkungan di bawah bimbingan Toyota, yang dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk mempelajari proyek perbaikan lingkungan praktis.
Toyota merupakan perusahaan swasta pertama yang menggelar kontes kepedulian lingkungan bagi pelajar dari Sabang hingga Merauke dalam sebuah program CSR bertajuk Toyota Eco Youth dan diwujudkan dalam bentuk Toyota Eco Youth Galery. Toyota Eco Gallery merupakan fasilitas percontohan dari program Toyota Eco Youth.
Dalam rangka pengembangan pendidikan di Indonesia kami Team Pengembang SMKN 27, secara berkesinambungan terus menyesuaikan dengan sekolah - sekolah dan perusahaan maju di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri.
Kali ini kami membuat MoU dengan perusahan asal Negara Korea yaitu CJ (CheilJedang), berikut kami ulas secara singkat profil perusahaan tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 27 Jakarta, ternyata tidak kalah bersaing dengan sekolah sederajat untuk Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di kancah ASEAN.
Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Ariyanto, siswa SMKN 27 Jakarta menyabet medali emas dalam kejuaraan bergengsi ASEAN Skills Competition (ASC) atau LKS bidang lomba cooking yang diselenggarakan sejak tanggal 12-20 November 2012 di Jakarta.
Ariyanto berhasil menyisihkan 9 lawannya dari negara-negara anggota ASEAN lainnya dalam LKS tingkat ASEAN tersebut. Tentu, ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia umumnya dan SMKN 27 Jakarta umumnya.
Kini, Ariyanto kembali mempersiapkan diri untuk menghadapi World Skills Copetition (WSC) atau LKS tingkat dunia yang akan digelar di Leipziq, Jerman tahun 2013 mendatang.
Drs Sudiono MM, Kepala SMKN 27 Jakarta, yang ditemui Jaya Pos di ruang kerjanya menjelaskan, Ariyanto, setelah memenangi LKS tingkat DKI Jakarta, terus melaju ke LKS tingkat nasional. “Dan, berkat keuletan serta tekadnya yang kuat dengan pembinaan dari guru maupun pihak industri dan Kemenakertrans, akhirnya meraih juara pertama lomba cooking pada ASEAN Skills Competition,” ujarnya.
Jakarta (ANTARA News) - Siswa SMKN 27 Jakarta mengenakan pakaian adat menghadiri pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) 2013.
"Siswa di sini memang diwajibkan memakai pakaian adat, sesuai dengan perintah Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dalam mengantisipasi corat-coret seragam," kata Kepala Sekolah SMKN 27 Jakarta Sudiono di Jakarta, Jumat.
Sudiono mengaku banyak manfaat yang didapat dari kewajiban memakai pakaian adat ke sekolah saat pengumuman hasil UN, daripada mengenakan seragam.
"Selain mencegah aksi corat-coret seragam, kita juga diajarkan untuk mencintai budaya kita dan bersikap wajar serta sederhana, tidak perlu acara yang megah," katanya. Dia menjelaskan pakaian adat yang dikenakan harus disesuaikan dengan asal daerah orang tua masing-masing agar beragam.
"Bisa kita lihat ada yang memakai pakaian adat dari Sumatra Barat, Ambon dan lainnya, bukan hanya kebaya Betawi,"katanya.
Ditemui di tempat sama, siswa SMK 27 Jakarta jurusan kecantikan kulit Tania Alisha Bella mengaku tidak masalah terkait kewajiban memakai pakaian adat. "Kita sih nyaman-nyaman saja, lagian biar tahu budaya juga," katanya.
MINAT baca selama ini menjadi salah satu masalah besar bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, saat ini minat baca masyarakat Indonesia termasuk yang terendah di Asia.
Indonesia hanya unggul di atas Kamboja dan Laos. Padahal semakin rendah kebiasaan membaca, penyakit kebodohan dan kemiskinan akan berpotensi mengancam kemajuan dan eksistensi bangsa ini. Parahnya lagi, rendahnya minat baca bukan hanya terjadi pada masyarakat umum, di SD, SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi pun minat baca mahasiswa sangat rendah. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi di Jepang.
Saat ini tentu kita sudah melihat bagaimana kemajuan perkembangan iptek di Jepang. Semua itu disebabkan karena pemerintah Jepang sangat memprioritaskan kebutuhan bahan bacaan masyarakatnya, terutama anak-anak sekolah dan mahasiswa, sehingga tak mengherankan jika perpustakaan, terutama di kampus-kampus Jepang, selalu ramai dikunjungi mahasiswa.
Berbeda dari kondisi perpustakaan kampus di Indonesia, perpustakaan kampus tak lebih hanya sebagai tempat penyimpanan dan pajangan berbagai koleksi buku dan bahan referensi lainnya. Lebih ironis lagi, perpustakaan kampus sering dijadikan sebagai tempat untuk pacaran, bukan tempat membaca dan berdiskusi.
Sebagai seorang mahasiswa dan calon ilmuwan, perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang paling dicari, terutama dalam mencari referensi untuk membuat atau menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.